Kamis, 04 September 2008

Danau Kembar: Keindahan Alami yang Miskin Aktivitas

DENGAN seringnya kasus gempa dan ancaman tsunami di sejumlah daerah di Indonesia, tren pariwisata ke depan akan mengarah ke daerah dataran tinggi atau pegunungan. Wisata pantai mungkin kurang diminati wisatawan. Karena itu, kawasan danau kembar di Kabupaten Solok punya prospek yang sangat bagus dan bernilai jual tinggi.

"Tinggal sekarang bagaimana Pemerintah Kabupaten Solok dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat segera membenahi sarana dan prasarana di kawasan wisata danau kembar tersebut," kata Ridwan Tulus, pengamat pariwisata yang kini gencar mempromosikan wisata Indonesia di mancanegara, ketika ditemui di Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Ridwan Tulus juga Director Sumatra and Beyond, yang sudah punya perwakilan di Inggris.

Menurut dia, kawasan danau kembar sangat cocok untuk wisata niche market, special interest. Cocok untuk kalangan wisatawan yang cinta alam. Karena punya kawasan agroturis yang relatif luas dan spesifik, seperti perkebunan teh, markisa, dan sayur-mayur. Cuma, kalau yang dijual keindahan saja tanpa ada aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan di lokasi tidak lengkap, kawasan danau kembar hanya tempat persinggahan saja. Pemerintah daerah seharusnya berpikir bagaimana agar wisatawan bisa tinggal beberapa hari di kawasan danau kembar itu.

Untuk wisata konvensi, suasana alam dan keindahan alam tak ada bandingannya di Sumbar, danau kembar sangat indah. Tapi, apakah sarana untuk ini sudah memadai? Lalu, penginapan bagaimana? Mencukupi atau perlu dukungan investor? Kalau ada keinginan untuk membangun tempat konvensi, hotel dan sebagainya, perlu dipikirkan bagaimana bangunan itu bersinergi dengan alam. Tak harus bangunan modern, bisa tradisional tapi fasilitas lengkap.

Selain wisata konvensi, di kawasan danau kembar juga bagus untuk wisata out-bond (pelatihan di alam bebas), tracking, olahraga air, dan sebagainya. "Misalnya, bagaimana di kawasan danau ada perahu yang bisa disewa wisatawan untuk keliling atau olahraga air. Atau bagaimana, wisatawan tidak hanya memetik buah markisa atau buah stroberi, tetapi juga sekaligus bisa membuat jus buah tersebut di tempat. Hal ini akan membuat wisata di danau kembar menjadi lebih menarik," ungkap Ridwan Tulus.

Ia berpendapat, semestinya Pemerintah Kabupaten Solok lebih kreatif dan serius menangani wisata di kawasan ini. Jangan terlalu berharap dengan investor, mestinya pihak pemda sendiri yang memulai. Ridwan, yang juga Wakil Ketua Forum Wartawan Pariwisata Sumbar itu, mengungkapkan, kalau memang sudah dirancang ke depan menjadi daerah kunjungan wisata utama Sumbar, maka kawasan danau kembar harus dikelola secara profesional, masyarakat harus dibina dan dilibatkan sehingga sadar wisata.

Sementara Bupati Solok Gamawan Fauzi mengatakan, untuk mengoptimalkan potensi kawasan wisata danau kembar, perlu dukungan pihak lain, seperti investor dan para pelaku wisata lainnya. Sejauh ini, diakui, sarana dan prasarana di kawasan wisata itu masih terbatas. "Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kabupaten Solok sudah membangun gedung konvensi dan delapan unit vila. Jumlah itu masih terbatas karena itu perlu dukungan investor. Lahan seluas 40 hektar milik pemda sudah disiapkan," tandas Gamawan.

Kemudian, di kawasan perkebunan teh ada mes yang bisa gunakan untuk menginap oleh wisatawan. "Secara bertahap mungkin fasilitas yang ada akan terus dilengkapi," tambahnya.

BERWISATA ke danau kembar dan sekitarnya, setiba di Bandara Tabing, Padang, atau sebentar lagi Minangkabau International Airport di Ketaping, Kabupaten Padang Pariaman, akan beroperasi, kita bisa gunakan travel, dengan sistem sewa per hari berkisar Rp 300.000 sampai Rp 500.000, belum termasuk biaya bahan bakar minyak. Sebab, angkutan umum tak bisa diandalkan. Belum ada angkutan wisata yang bisa melayani satu-dua orang, kecuali rombongan.

Kalau pakai taksi, kenyamanan di jalan agak terganggu karena masih ada jalan yang relatif jelek. Misalnya, dari panorama danau kembar menuju Bukik Sileh, sekitar 10 km jalan rusak. Para sopir harus diingatkan untuk hati-hati karena rambu jalan nyaris tak ada. Padahal, kondisi jalan sangat berbahaya; tikungan tajam, rawan longsor, karena batu di pinggir bukit ditambang. Lalu, badan jalan pun tak terlalu lebar, sekitar 4-5 meter. Pagar pembatas jurang pun hampir tak ada sehingga perlu kehati-hatian.

Kawasan danau kembar relatif bersuhu dingin, 14-16 derajat Celsius. Karena itu, kalau menginap di kawasan ini, jangan lupa bawa perlengkapan baju/selimput hangat.

(NAL)
© Harian KOMPAS


Acara Buru Babi

Cottage

Danau Talang - Danau Kembar

Foto Satelit

Gazebo



Tidak ada komentar: